Minggu, 10 Oktober 2010

Pernikahan dan Mas Kawin

Putri Rasulullah SAW, Sayyidatina Siti Fatima az-Zahra’ ketika melihat ayahandanya selalu mendahulukan umatnya, maka Fatima pun ingin melakukan sesuatu untuk kepentingan umat Rasulullah SAW dengan caranya sendiri.

Suatu hari, Rasulullah SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk menikahkan putrinya dengan seseorang. Beliau memanggil semua sahabatnya dan berkata kepada mereka, “Allah SWT telah memerintahkan aku, pada malam ini untuk mengatakan bahwa barang siapa yang dapat membaca kitab suci al Qur’an dari awal hingga akhir di malam ini, akan dinikahkan dengan putriku, Fatima.”

Maka malam itu, seluruh sahabat Rasulullah SAW berkumpul di mesjid dan berusaha membaca al-Qur’an dari awal hingga akhir, kecuali Sayyidina ‘Ali r.a. yang pulang ke rumah dan tidur. Ketika Bilal r.a. mengumandangkan azan untuk sholat Subuh, seluruhnya berkumpul di mesjid melakukan sholat Subuh, 'Ali r.a. dan Rasulullah SAW pun hadir disana. Setelah melakukan sholat Subuh, beliau bertanya, “Siapakah yang tadi malam telah menyelesaikan membaca al-Qur’an dari awal hingga akhir, sehingga aku bisa menikahkan putriku, Fatima dengannya?”

Tidak ada seorangpun yang menjawab pertanyaan beliau, karena adalah sangat sulit untuk menyelesaikan membaca 30 juz hanya dalam waktu 7 atau 8 jam. Namun sesaat kemudian Sayyidina Ali r.a. berkata, “Ya Rasulullah SAW, aku telah menyelesaikannya.” Para sahabat yang lainnya melihat kepada Sayyidina Ali r.a. dengan rasa iri dan berkata, “Bagaimana mungkin engkau dapat menyelesaikannya? Engkau tidur semalaman.” Sayyidina Ali r.a. berkata, “Tidak, aku telah membaca al-Qur’an dari awal hingga akhir”. Rasulullah SAW bertanya kepada Sayyidina ‘Ali r.a, “Siapakah saksimu?” Ia menjawab, “Saksiku adalah Allah SWT, dan engkau, Ya Rasulullah SAW, bahwa aku telah membaca keseluruhan kitab suci al-Qur’an dari awal hingga akhir”.

Rasulullah SAW tidak pernah memperlihatkan bahwa beliau mengetahui sesuatu terjadi di luar batas normal, sebelum Jibril a.s. memberitahunya. Oleh sebab itu beliau menunggu datangnya pemberitahuan dari malaikat Jibril. Akhirnya Jibril a.s. datang dan berkata kepada Rasulullah SAW, “Allah SWT berkata bahwa ‘Ali telah berkata jujur dan bahwa benar ia telah membaca seluruh al Qur’an dari awal hingga akhir. Maka tanyakan padanya apa yang telah ia lakukan?”

Rasulullah SAW berkata kepada para sahabat, “Malaikat Jibril a.s. telah memberitahukan kepadaku bahwa ‘Ali telah membaca al Qur’an dari awal hingga akhir dan Allah SWT adalah saksinya. Maka aku pun adalah saksinya. ‘Ali apakah yang telah engkau lakukan?” ‘Ali r.a. berkata, “Ya Rasulullah SAW, aku telah membaca kalimat syahadat 3x, surat al Iklash 3x, al Falaq 1x, an Nas 1x, La ilaha illahllah 10x dan sholawat atas engkau, Ya Rasulullah SAW sebanyak 10x, dan engkau pernah berkata bahwa membaca surat al-Iklash satu kali adalah seperti membaca sepertiga kitab suci al-Qur'an”

Lalu Rasulullah SAW berkata, “Sebagaimana Allah SWT telah menjadi saksi bahwa ‘Ali telah membaca keseluruhan al Qur’an, aku pun menyaksikan hal ini, maka jika kalian membaca apa yang telah kita dengar dari ‘Ali berarti kalian telah membaca al Qur’an dari awal hingga akhir.” Dan keluarlah hadis yang menyatakan bahwa bila seseorang membaca surat al-Iklash sebanyak tiga kali maka seolah-olah telah membaca seluruh al-Qur’an. Kita dapat melakukan hal yang ringan ini dengan iklas dan karena Allah SWT, maka seolah-olah kita telah membaca kitab suci al-Qur’an dari awal hingga akhir. Sesungguhnya, Allah Maha Pemurah lagi Maha Mendengar.

Maka, ‘Ali r.a. adalah sahabat yang terpilih untuk menikahi Fatima, putri Rasulullah SAW Beliau berkata kepada sahabatnya, “Aku akan menanyakan putriku terlebih dahulu, apakah dia menerima pernikahan ini atau tidak, karena itu adalah keputusannya”

Perhatikanlah pernikahan Fatima ini, dan jangan katakan bahwa tidak ada kebebasan bagi wanita didalam Islam. Allah SWT telah memberikan kebebasan dan persamaan kepada para pria dan wanita. Mereka dapat memberikan pendapat mereka masing-masing. Sekarang ini banyak orang-orang yang tidak mengerti Islam yang sesungguhnya, menuduh bahwa Islam tidak memberikan hak kepada wanita. Itulah yang mereka katakan tentang wanita dalam Islam. Kita harus percaya dan yakin pada apa yang kita baca dan dengar dari Rasulullah SAW melalui hadis-hadisnya. Allah SWT memberikan wanita hak yang sama dengan pria, demikian pula dengan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bertanya kepada Fatima, “Wahai putriku, Fatima, apakah engkau menerima ‘Ali sebagai suamimu?” Fatima menjawab, “Tidak”. Para sahabat yang hadir saat itu menoleh kepada Sayyidina ‘Ali r.a. lalu kepada Fatima dan kemudian kepada Rasulullah SAW. Rasulullah merasakan mukanya memerah, dan bertanya dalam hati ‘mengapa Fatima berkata tidak?’, ‘apakah Fatima mencintai orang lain?’. Beliau tidak mengetahui apa yang harus dikatakan hingga Jibril a.s. datang dan berkata kepadanya, “Jangan terburu-buru mengambil keputusan tentang hal ini. Allah SWT berkata untuk menanyakan kepada Fatima, mengapa dia tidak menerima pernikahan ini.” Lalu beliau bertanya kepada putrinya, “Ya Fatima, tidak apa-apa engkau berkata tidak, ini adalah keputusanmu. Tetapi bisakah aku mengetahui alasanmu menolak pernikahan ini?” Fatima berkata, “Aku hanya berkata tidak karena aku tidak menerima pernikahan ini kecuali dengan satu syarat. Ini bukan soal ‘Ali, tetapi berhubungan denganku. Jika engkau mengabulkan persyaratan ini, aku akan menerimanya, jika tidak, maka aku tidak akan menikah dengan ‘Ali.” Malaikat Jibril a.s datang kembali dan berkata, “Allah SWT memerintahkanmu untuk menanyakan apa persyaratan itu.”

Sekarang perhatikan apa yang telah ditanamkan oleh Allah SWT di dalam hati Sayyidatina Fatima, dan perhatikan kebaikan serta posisi seorang wanita dalam Islam.

Lalu beliau bertanya, “Ya Fatima, apa persyaratanmu?” Dia berkata, “Itu sangat mudah, ayahanda. Jika engkau dan Allah SWT menerima persyaratanku maka aku akan menerima pernikahan ini. Jika menolak, maka aku pun menolak pernikahan ini. Ketika engkau datang ke dunia ini, engkau berkata ‘Umatku, umatku!’ dan selama hidupmu, didalam rumah, siang dan malam, aku selalu mendengar engkau memohon kepada Allah SWT, ‘Umatku, Ya Allah, ijinkan aku untuk membawa umatku kepada-Mu, Ya Allah. Ampunilah mereka. Sucikanlah mereka. Hapuskanlah dosa-dosa mereka, beban dan kesulitan mereka!’ Aku selalu mendengar do’amu itu, dan aku tahu betapa menderitanya engkau untuk umatmu. Dan aku yakin dari apa yang kudengar selama ini bahwa ketika engkau meninggal-pun engkau akan mengucapkan ‘Umatku!’ kepada Allah SWT demikian juga didalam kuburmu mauppun di Hari Pembalasan nanti. Dan sejak aku melihatmu, wahai ayahandaku, engkau sangat menderita untuk umatmu, dan karena itulah cintamu kepada umatmu juga tumbuh subur dalam hatiku, maka aku menginginkan seluruh umatmu sebagai mas kawinku. Jika engkau menerimanya, maka aku akan menerima pernikahan ini.”

Rasulullah SAW tidak bisa memberikan mas kawin semacam itu, karena tidak berada dalam genggamannya. Beliau menunggu kedatangan malaikat Jibril a.s. Setelah menunggu sesaat kemudian Jibril a.s. datang dan berkata, “Allah SWT menyampaikan Salam-Nya kepadamu dan menerima permintaan Fatima, dan akan memberikan seluruh umat manusia sebagai mas kawin pernikahannya.” Dengan segera beliau bangkit dan melakukan sholat syukur 2 rakaat sebagai ungkapan terima kasih dan rasa bersyukurnya kepada Allah SWT.

Lihatlah, Sayyidatina Fatima r.a. tidak berkata, “Aku menginginkan emas atau uang sebagai mas kawinku”, sebagaimana wanita-wanita saat ini. Wanita berusaha menikah dengan pria kaya raya, demikian pula sebaliknya. Fatima mendahulukan umat Rasulullah SAW dari pada dirinya sendiri. Dan ini merupakan wujud kekuatan wanita muslim yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, bergembiralah dan puas serta bersyukurlah dengan apa yang Allah SWT berikan kepada kita, maka DIA akan menambahkan Nikmat-Nya kepada kita.

Tidak ada komentar: